Penerapan Simple Static Routing Pada Mikrotik

Static routing di Mikrotik

Pengertian Routing

Routing adalah proses menghubungkan satu jaringan ke jaringan lain yang bebeda. Ada 2 cara melakukan routing, yaitu static routing dan dinamik routing.

Static routing adalah proses routing dimana user menambahkan sendiri  jalur untuk menghubungkan satu jaringan ke jaringan yang lain, daftar dari jalur-jalur tersebut biasa disebut dengan tabel routing.

Dinamic routing adalah proses  routing dimana tabel routing ditambahkan secara otomatis oleh router.

Kali ini yang akan dibahas adalah static routing. static routing memiliki  kelebihan dan kekurangan antara lain,

kelebihan

  1. Tingkat keamanan yang lebih tinggi dari Dinamic routing
  2. Proses pengawasan dan troubleshooting lebih mudah dilakukan
  3. Memperingan beban processor pada router

Kekurangan

  1. Membutuhkan Admintrator yang benar-benar mengetahui informasi jaringan yang digunakan
  2. Sulit diterapkan pada jaringan yang berskala besar karena harus menambahkan tabel routing secara manual
  3. Rentan terjadi kesalahan dalam proses entri tabel routing

 

Membangun Topologi

Topologi 1

Kita akan coba menghubungkan jaringan pada Lab 1 dan Lab 2 agar dapat saling berkomunikasi  menggunakan router mikrotik.

 static routing

Setting ip pada pc client

    1. Setting ip pc pada Lab 1 sesuai jaringan yang digunakan pada Lab 1 yaitu 192.168.20.0/24 kecuali 168.20.1/24 karena akan digunakan sebagai ip gateway/ip pada router
    2. Setting ip pc pada Lab 2 sesuai jaringan yang digunakan pada Lab 2 yaitu 192.168.30.0/24 kecuali 168.30.1/24 karena akan digunakan sebagai ip gateway/ip pada router

Setting Ip Address Router Mikrotik

            Router A

  1. Buka pengaturan mikrotik dengan winbox
  2. Lihat pada menu disebelah kiri pada winbox, pilih IP->Addresses

 

  1. setelah itu akan muncul tab baru, dan klik tanda (+) untuk menambahakan ip address baru, isikan ip address sesuai dengan yang ada di topologi.

 

 

  • Kolom address : Diisi dengan Ip address yang akan diberikan kepada interface sebagai identitas
  • Kolom network : Diisi Ip paling awal dari sebuah subnet yang berfungsi sebagai identitas sebuah jaringan, ip network tidak bisa digunakan sebagai ip di client
  • Kolom Interface : Diisi port/interface yang akan diberikan identitas berupa ip address

 

Router B

  1. Lakukan hal yang sama seperti dengan router A namun dengan ip address yang sesuai dengan topologi

Sekarang tahap setting topologinya telah selesai, namun komputer pada Lab 1 dan Lab 2 belum dapat terhubung karena Ip address mereka pada jaringan yang berbeda dan tidak saling mengenali, sehingga diperlukan routing untuk menghubungkan antara kompter Lab 1 dan Lab 2

Lakukan ping melalui cmd/terminal dari salah satu pc dari Lab 1 ke salah satu pc di Lab 2, ataupun sebaliknya.

 

Akan mucul seperti gambar di atas yang menandakan jaringan kedua lab belum terhubung.

Routing

Setting Routing

Router A

  1. Buka Konfigurasi Router A menggunakan Winbox
  2. Lihat pada menu disebelah kiri pada winbox, pilih IP->Routes
  3. Setelah itu akan muncul tampilan tabel routing seperti gambar di bawah.

Di tabel tersebut ditampilkan beberapa kolom antara lain

Advertisements
  • Status, Kolom yang menampilkan status dari sebuah tabel routing yang diwakili oleh beberapa huruf diantaranya,
    • D: Dynamic, tabel routing yang secara otomatis ditambahkan oleh router
    • A: Active, menandakan status tabel routing dalam kondisi aktif
    • C: Connect, status tabel routing terhubung dengan interface atau alamat yang dituju
    • X: Disabled, status tabel routing yang dinonaktifkan oleh user
    • S: Static, Status dari tabel routing yang ditambahkan manual oleh user
    • U: Unreachable, status tabel routing yang tidak terhubung ke alamat yang ditujukan
  • Address, kolom yang berisi alamat tujuan dari sebuah routing
  • Gateway, jalur yang dilewati untuk mencapai tujuan sebuah alamat tabel routing
  1. Klik (+) untuk menambahkan tabel routing baru secara manual.
  • pada konfigurasi di router A, isi bagian Address dengan alamat network yang ingin dituju, namun tidak dikenali /tidak satu jaringan dengan network dengan router A  dalam kasus ini adalah 192.168.30.0/24.
  • Pada bagian Gateway diisi dengan IP address yang masih satu network dengan router A dan mengarah ke network yang ingin dituju, dalam kasus ini adalah 192.168.100.2
  1. Jika sudah pilih (OK) dan lanjutkan ke konfigurasi pada router B

Router B

  1. Lakukan hal yang sama seperti router A. tambahkan tabel routing secara manual pada menu IP->Routes
  • pada konfigurasi di router B, isi bagian Address dengan alamat network yang ingin dituju, namun tidak dikenali /tidak satu jaringan dengan network dengan router B  dalam kasus ini adalah 192.168.20.0/24.
  • Pada bagian Gateway diisi dengan IP address yang masih satu network dengan router B dan mengarah ke network yang ingin dituju, dalam kasus ini adalah 192.168.100.1
  1. Langkah terakhir coba lakukan ping melalui cmd/terminal dari komputer dalam lab 1 menuju komputer yang ada di lab 2 maupun sebaliknya

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.